
Kenapa Anak Harus Dibiasakan Makan Masakan Kukus Sejak Dini
Share
Kebiasaan makan pada masa kecil memiliki pengaruh besar terhadap pola makan dan kesehatan di masa dewasa. Salah satu metode masak sehat yang sangat dianjurkan untuk anak adalah mengukus. Teknik ini mempertahankan nutrisi, rasa, serta tekstur makanan tanpa tambahan minyak berlebih. Menurut World Health Organization (WHO), anak-anak membutuhkan pola makan sehat sejak dini untuk mencegah obesitas, malnutrisi, dan risiko penyakit tidak menular di masa depan.
Artikel ini akan membahas secara ilmiah mengapa masakan kukus sangat penting untuk anak sejak usia dini, dengan menyoroti aspek gizi, kesehatan, dan pembentukan kebiasaan makan jangka panjang.
1. Kandungan Nutrisi Lebih Terjaga
-
Mengukus vs Merebus: Studi dalam Journal of Food Science and Technology (2018) menunjukkan bahwa mengukus sayuran seperti brokoli dapat mempertahankan hingga 90% vitamin C, sementara merebus hanya mempertahankan sekitar 50–60%.
-
Protein Lebih Stabil: Mengukus daging dan ikan menjaga kualitas protein tetap tinggi tanpa kehilangan asam amino esensial.
-
Mineral Tidak Larut: Saat direbus, zat besi dan kalium pada sayuran bisa larut ke air rebusan. Mengukus mencegah kehilangan ini.
2. Tekstur Lebih Lembut dan Aman untuk MPASI
-
Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), pada usia 6 bulan ke atas, bayi membutuhkan makanan dengan tekstur lembut, mudah ditelan, dan bergizi seimbang.
-
Mengukus membuat makanan seperti wortel, kentang, ikan, atau telur menjadi empuk tanpa tambahan lemak.
-
Dibandingkan digoreng, tekstur kukusan lebih aman untuk pencernaan bayi dan mengurangi risiko tersedak.
3. Mengurangi Asupan Lemak Tidak Sehat
-
Data dari WHO (2020) menunjukkan konsumsi lemak jenuh dan trans yang tinggi sejak kecil meningkatkan risiko obesitas anak, yang kini menjadi masalah global.
-
Masakan kukus tidak memerlukan minyak goreng, sehingga anak tidak terbiasa dengan rasa berminyak atau makanan berkalori tinggi sejak dini.
-
Penelitian di American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa anak-anak yang sering mengonsumsi makanan tinggi lemak memiliki kecenderungan pola makan kurang sehat saat dewasa.
4. Mendukung Kesehatan Pencernaan Anak
-
Sistem pencernaan anak masih berkembang hingga usia 5 tahun.
-
Makanan kukus lebih mudah dicerna karena teksturnya lembut dan tidak mengandung lemak berlebih.
-
Serat dari sayuran kukus tetap terjaga, membantu mencegah konstipasi pada anak — masalah yang sering dialami balita.
5. Pembentukan Kebiasaan Makan Sehat Sejak Dini
-
Psikolog nutrisi menyebut bahwa pola makan anak terbentuk sejak 2 tahun pertama kehidupan (periode window of opportunity).
-
Jika anak terbiasa dengan rasa alami dari kukusan, mereka akan lebih menyukai makanan sehat dan tidak bergantung pada makanan yang digoreng atau diproses berlebihan.
-
Studi di Appetite Journal (2019) menunjukkan bahwa anak yang sering diperkenalkan dengan sayuran kukus sejak kecil lebih cenderung menyukainya saat dewasa.
6. Rekomendasi Menu Kukus untuk Anak
Berikut contoh menu kukus sehat sesuai usia:
-
6–8 bulan:
-
Kentang kukus, wortel kukus, labu kuning kukus (dihaluskan).
-
-
9–12 bulan:
-
Ikan kukus, telur kukus lembut, brokoli kukus (dicincang halus).
-
-
1–3 tahun:
-
Ayam kukus suwir, dimsum sayur homemade, tahu kukus.
-
-
Di atas 3 tahun:
-
Variasi nasi tim kukus, nugget homemade kukus, atau mix sayur kukus dengan saus tomat alami.
-
Kamu bisa buatkan menu kukus untuk si buah hati dengan Debellin Universal Steamer Stainless. Bisa digunakan dengan panci apapun yang berdiameter 24 dan 28 cm (sesuaikan dengan ukuran steamer).
Untuk rekomendasi pancinya bisa menggunakan Debellin Grey Granite Shallow Casserole 24 dan Debellin Grey Granite Shallow Casserole 28. Selain untuk mengukus, kedua panci ini juga sangat cocok untuk masakan shabu - shabu karena mempunyai ketinggian yang lebih rendah dari panci pada umumnya, juga masih cocok digunakan untuk menumis.
Kesimpulan
Mengukus adalah teknik memasak terbaik untuk anak sejak dini karena:
-
Nutrisi lebih terjaga.
-
Tekstur aman untuk tumbuh kembang.
-
Mengurangi risiko obesitas dan gangguan pencernaan.
-
Membentuk kebiasaan makan sehat jangka panjang.
Dengan membiasakan anak mengonsumsi masakan kukus sejak dini, orang tua tidak hanya memberi nutrisi terbaik, tetapi juga membekali mereka dengan pola makan sehat yang bertahan hingga dewasa.
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Mengapa masakan kukus lebih baik untuk anak dibanding digoreng?
Karena masakan kukus tidak memerlukan minyak berlebih, sehingga lebih rendah lemak dan aman untuk kesehatan anak. Selain itu, nutrisi lebih banyak terjaga dibandingkan metode menggoreng.
2. Sejak usia berapa anak bisa mulai mengonsumsi makanan kukus?
Menurut IDAI, anak bisa mulai mengonsumsi MPASI kukus sejak usia 6 bulan, dimulai dengan makanan lembut seperti kentang, wortel, atau labu kuning kukus.
3. Apakah nutrisi sayuran tetap terjaga saat dikukus?
Ya, penelitian menunjukkan bahwa mengukus mampu mempertahankan hingga 90% vitamin C pada sayuran, jauh lebih tinggi dibanding merebus.
4. Apa contoh makanan kukus sehat untuk anak usia 1–3 tahun?
Beberapa contoh adalah ayam kukus suwir, tahu kukus, brokoli kukus, ikan kukus, dan dimsum sayur homemade.
5. Bagaimana cara membuat anak suka masakan kukus?
Orang tua bisa membiasakan anak sejak dini dengan memperkenalkan rasa alami sayuran kukus, membuat variasi menu menarik, serta menambahkan saus sehat buatan sendiri.