History of Cookware, Perkembangan Kompor di Asia

Debelliners, ngomongin sejarah itu memang nggak ada habisnya ya. Di Catatan Debellin sebelumnya MinDee sudah menjelaskan perkembangan peralatan masak hingga dapur secara umum. Selain itu, perkembangan kompor juga sangat menarik untuk dibahas.
Evolusi wajan erat kaitannya dengan kompor yang menjadi pelengkap alat masak. MinDee akan sharing sejarah dan perkembangan kompor di Asia. Kompor berasal dari bahasa Belanda, yakni komfoor yang berarti alat masak yang menghasilkan panas tinggi.
Pada zaman purba, manusia memanaskan air dengan cara memasukan batu panas ke dalam wadah berisi air atau stone soup. Kemudian pada tahun 1790-an, Count Rumford (alias Benjamin Thompson) seorang fisikawan asal Inggris menemukan kap yang dapat menahan nyala api dan mengarahkan asap ke dalam cerobong.
Bagaimana dengan perkembangan kompor di Asia?
-
Tungku Api

Evolusi kompor berawal dari penggunaan tungku api. Tungku api ini sudah ada di China sejak zaman Dinasti Qin (221-206 SM) yang terbuat dari tanah liat. Bentuknya kotak dan mengurung api dengan lubang diatasnya yang digunakan untuk menaruh panci atau wajan.
Sementara itu lubang lainnya di bagian depan berfungsi untuk memasukan bahan bakar seperti kayu atau batu bara. Desain ini mirip dengan Kamado dari Jepang pada masa Kerajaan Kofun dan terus digunakan hingga periode Kerajaan Edo (1603-1867).
Kelebihan tungku adalah lebih ekonomis karena bahan bakarnya yang mudah didapatkan. Namun, banyak kekurangan dari tungku ini, seperti tidak biasanya mengontrol frekuensi dari api, api tidak menyebar dengan merata. Selain itu, asap yang dihasilkan juga lebih banyak, bahkan bisa membuat dapur pengap dan menghitam.
-
Kompor Minyak

Kompor ini pertama kali dipopulerkan oleh Alexis Soyer pada tahun 1849. Kompor yang menggunakan bahan bakar cair seperti minyak tanah ini dianggap lebih baik karena dapat mengurangi asap yang dihasilkan tungku dan dapat membahayakan kesehatan.
Bagian bawah kompor berfungsi sebagai tempat penyimpanan minyak tanah, dengan sumbu-sumbu di bagian tengah, serta dudukan untuk wajan pada bagian atasnya.
Dalam perkembangannya, kompor minyak ini memiliki pengatur sumbu yang dapat mengatur besar dan kecilnya api.
-
Kompor Gas

Kompor ini pertama kali dikenalkan sekitar tahun 1851 pada acara World Fair. Kemudian pada tahun 1880, kompor gas mulai disebarluaskan dan dikomersilkan. Kompor ini dihubungkan dengan liquefied petroleum gas (LPG) dan masih digunakan hingga kini.
LPG merupakan gas bumi yang dicairkan dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya. Sayangnya beberapa orang kerap lalai dalam penggunaan gas dan menjadi penyebab kebakaran.
-
Kompor Listrik

Pada tahun 1859, George B Simpson memperkenalkan kompor yang mengubah listrik menjadi panas atau biasa disebut dengan kompor listrik. Seiring perkembangannya, pada 1970 kawat yang terdapat dalam kompor listrik diganti dengan glass ceramic sehingga menjadikan kompor ini tidak berbau, berasap dan lebih praktis.
Sekarang ini, kompor listrik kembali berevolusi menjadi kompor digital yang dapat mengatur suhu tanpa harus membakar wajan. Kompor ini memiliki tingkat keamanan tinggi, sebab dapat secara otomatis menurunkan suhu ketika telah melampaui batas maksimum.
Sumber:
Wikipedia, Penelitian Perkembangan Tekhnologi Kebutuhan Manusia: Kompor
History of Cookware, Perkembangan Kompor di Asia
Debelliners, ngomongin sejarah itu memang nggak ada habisnya ya. Di Catatan Debellin sebelumnya MinDee sudah menjelaskan perkembangan peralatan masak hingga dapur secara umum. Selain itu, perkembangan kompor juga sangat menarik untuk dibahas.
Evolusi wajan erat kaitannya dengan kompor yang menjadi pelengkap alat masak. MinDee akan sharing sejarah dan perkembangan kompor di Asia. Kompor berasal dari bahasa Belanda, yakni komfoor yang berarti alat masak yang menghasilkan panas tinggi.
Pada zaman purba, manusia memanaskan air dengan cara memasukan batu panas ke dalam wadah berisi air atau stone soup. Kemudian pada tahun 1790-an, Count Rumford (alias Benjamin Thompson) seorang fisikawan asal Inggris menemukan kap yang dapat menahan nyala api dan mengarahkan asap ke dalam cerobong.
Bagaimana dengan perkembangan kompor di Asia?
-
Tungku Api

Evolusi kompor berawal dari penggunaan tungku api. Tungku api ini sudah ada di China sejak zaman Dinasti Qin (221-206 SM) yang terbuat dari tanah liat. Bentuknya kotak dan mengurung api dengan lubang diatasnya yang digunakan untuk menaruh panci atau wajan.
Sementara itu lubang lainnya di bagian depan berfungsi untuk memasukan bahan bakar seperti kayu atau batu bara. Desain ini mirip dengan Kamado dari Jepang pada masa Kerajaan Kofun dan terus digunakan hingga periode Kerajaan Edo (1603-1867).
Kelebihan tungku adalah lebih ekonomis karena bahan bakarnya yang mudah didapatkan. Namun, banyak kekurangan dari tungku ini, seperti tidak biasanya mengontrol frekuensi dari api, api tidak menyebar dengan merata. Selain itu, asap yang dihasilkan juga lebih banyak, bahkan bisa membuat dapur pengap dan menghitam.
-
Kompor Minyak

Kompor ini pertama kali dipopulerkan oleh Alexis Soyer pada tahun 1849. Kompor yang menggunakan bahan bakar cair seperti minyak tanah ini dianggap lebih baik karena dapat mengurangi asap yang dihasilkan tungku dan dapat membahayakan kesehatan.
Bagian bawah kompor berfungsi sebagai tempat penyimpanan minyak tanah, dengan sumbu-sumbu di bagian tengah, serta dudukan untuk wajan pada bagian atasnya.
Dalam perkembangannya, kompor minyak ini memiliki pengatur sumbu yang dapat mengatur besar dan kecilnya api.
-
Kompor Gas

Kompor ini pertama kali dikenalkan sekitar tahun 1851 pada acara World Fair. Kemudian pada tahun 1880, kompor gas mulai disebarluaskan dan dikomersilkan. Kompor ini dihubungkan dengan liquefied petroleum gas (LPG) dan masih digunakan hingga kini.
LPG merupakan gas bumi yang dicairkan dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya. Sayangnya beberapa orang kerap lalai dalam penggunaan gas dan menjadi penyebab kebakaran.
-
Kompor Listrik

Pada tahun 1859, George B Simpson memperkenalkan kompor yang mengubah listrik menjadi panas atau biasa disebut dengan kompor listrik. Seiring perkembangannya, pada 1970 kawat yang terdapat dalam kompor listrik diganti dengan glass ceramic sehingga menjadikan kompor ini tidak berbau, berasap dan lebih praktis.
Sekarang ini, kompor listrik kembali berevolusi menjadi kompor digital yang dapat mengatur suhu tanpa harus membakar wajan. Kompor ini memiliki tingkat keamanan tinggi, sebab dapat secara otomatis menurunkan suhu ketika telah melampaui batas maksimum.
Sumber:
Wikipedia, Penelitian Perkembangan Tekhnologi Kebutuhan Manusia: Kompor