Keju Mozarella, Bahan Pelengkap Pizza yang Lahir Karena 'Tidak Sengaja'

Mengangkat potongan pizza yang baru matang dengan lelehan keju mozarella yang gurih dan menggoda memang jadi hal yang memuaskan dan menyenangkan ya bagi sebagian orang. Benar nggak Debelliners?
Saat makan pizza memang nggak lengkap rasanya kalau tidak dibalut dengan lelehan keju mozarella. Ternyata selain pizza, keju ini juga bisa digunakan untuk jadi bahan pelengkap di makanan lain lho, misalnya burger dan pasta.
Dari mana Keju Mozarella berasal?
Keju ini berasal dari Italia dan berasal dari bahasa setempat, mozzare yang berarti memotong. Sesuai dengan namanya, proses pembuatan keju ini dilakukan dengan cara memutar dan memotong.
Keju yang umumnya berwarna putih ini terbuat dari susu sapi atau kerbau. Namun dapat berubah menjadi warna kuning terang tergantung dari makanan sapi/kerbau yang susunya dijadikan bahan utama.
Keju mozarella mempunyai tekstur yang lembut dan berkadar air tinggi. Itu kenapa keju yang dibuat hari itu harus dimakan di hari yang sama. Tapi, keju ini dapat bertahan hingga 1 minggu kalau direndam dalam air garam.
Sedangkan keju mozarella yang sering digunakan saat ini memiliki kadar air rendah dapat bertahan hingga satu bulan jika disimpan di dalam kulkas. Bahkan keju mozarella berkadar air rendah yang sudah diparut dapat bertahan hingga 6 bulan.
Keju yang lahir dari ketidaksengajaan
Dilansir wikipedia, keju mozarella pertama kali dibuat di dekat Naples, Italia. Di pedesaan tersebut memang terdapat banyak kerbau yang digunakan untuk mengangkut barang dan membajak.
Sementara itu, keju ini lahir akibat pegawai yang tidak sengaja menumpahkan susu kerbau ke dalam air yang mendidih. Dari ketidaksengajaan itu lah, ia mendapatkan jenis keju baru yang lebih kenyal dan melar ketika terkena suhu panas.
Pada masanya, keju ini tidak bisa bertahan lama, karena dibuat dengan susu yang tidak mengalami proses pasteurisasi serta belum adanya lemari pendingin.
Pada abad ke-12, keju ini sudah mengalami banyak perkembangan. Namun, kepopuleran keju ini di selatan Italia baru terjadi sekitar abad ke-18, itupun masih diproduksi dalam jumlah yang terbatas.
Bagaimana cara pembuatannya?
Keju ini dibuat dengan memanaskan susu hingga suhunya mencapai 33-36 derajat celcius. Kemudian ditambahkan rennet atau enzim yang digunakan untuk membuat keju. Dadih dari susu kemudian dipisahkan lalu dipotong-potong agar cepat kering.
Dadih merupakan potongan tahu susu yang lembab. Setelah dipotong-potong, dadih didiamkan selama kurang lebih 5 jam untuk mendapatkan pH yang tepat untuk dapat dipintal.
Setelah itu, dadih dimasukan ke dalam air panas hingga lembut dan membentuk untaian. Hal itu menjadi tanda kalau dadih siap untuk diadoni. Setelah siap untuk diadoni, dadih akan dipotong kecil lalu disiram air panas.
Saat proses mengadoni dan membentuk selesai, keju mozarella kemudian disimpan dalam air dingin untuk dapat menjaga bentuknya. Kemudian keju disimpan dalam air garam agar dapat bertahan lebih lama.
Sumber:
Keju Mozarella, Bahan Pelengkap Pizza yang Lahir Karena 'Tidak Sengaja'
Mengangkat potongan pizza yang baru matang dengan lelehan keju mozarella yang gurih dan menggoda memang jadi hal yang memuaskan dan menyenangkan ya bagi sebagian orang. Benar nggak Debelliners?
Saat makan pizza memang nggak lengkap rasanya kalau tidak dibalut dengan lelehan keju mozarella. Ternyata selain pizza, keju ini juga bisa digunakan untuk jadi bahan pelengkap di makanan lain lho, misalnya burger dan pasta.
Dari mana Keju Mozarella berasal?
Keju ini berasal dari Italia dan berasal dari bahasa setempat, mozzare yang berarti memotong. Sesuai dengan namanya, proses pembuatan keju ini dilakukan dengan cara memutar dan memotong.
Keju yang umumnya berwarna putih ini terbuat dari susu sapi atau kerbau. Namun dapat berubah menjadi warna kuning terang tergantung dari makanan sapi/kerbau yang susunya dijadikan bahan utama.
Keju mozarella mempunyai tekstur yang lembut dan berkadar air tinggi. Itu kenapa keju yang dibuat hari itu harus dimakan di hari yang sama. Tapi, keju ini dapat bertahan hingga 1 minggu kalau direndam dalam air garam.
Sedangkan keju mozarella yang sering digunakan saat ini memiliki kadar air rendah dapat bertahan hingga satu bulan jika disimpan di dalam kulkas. Bahkan keju mozarella berkadar air rendah yang sudah diparut dapat bertahan hingga 6 bulan.
Keju yang lahir dari ketidaksengajaan
Dilansir wikipedia, keju mozarella pertama kali dibuat di dekat Naples, Italia. Di pedesaan tersebut memang terdapat banyak kerbau yang digunakan untuk mengangkut barang dan membajak.
Sementara itu, keju ini lahir akibat pegawai yang tidak sengaja menumpahkan susu kerbau ke dalam air yang mendidih. Dari ketidaksengajaan itu lah, ia mendapatkan jenis keju baru yang lebih kenyal dan melar ketika terkena suhu panas.
Pada masanya, keju ini tidak bisa bertahan lama, karena dibuat dengan susu yang tidak mengalami proses pasteurisasi serta belum adanya lemari pendingin.
Pada abad ke-12, keju ini sudah mengalami banyak perkembangan. Namun, kepopuleran keju ini di selatan Italia baru terjadi sekitar abad ke-18, itupun masih diproduksi dalam jumlah yang terbatas.
Bagaimana cara pembuatannya?
Keju ini dibuat dengan memanaskan susu hingga suhunya mencapai 33-36 derajat celcius. Kemudian ditambahkan rennet atau enzim yang digunakan untuk membuat keju. Dadih dari susu kemudian dipisahkan lalu dipotong-potong agar cepat kering.
Dadih merupakan potongan tahu susu yang lembab. Setelah dipotong-potong, dadih didiamkan selama kurang lebih 5 jam untuk mendapatkan pH yang tepat untuk dapat dipintal.
Setelah itu, dadih dimasukan ke dalam air panas hingga lembut dan membentuk untaian. Hal itu menjadi tanda kalau dadih siap untuk diadoni. Setelah siap untuk diadoni, dadih akan dipotong kecil lalu disiram air panas.
Saat proses mengadoni dan membentuk selesai, keju mozarella kemudian disimpan dalam air dingin untuk dapat menjaga bentuknya. Kemudian keju disimpan dalam air garam agar dapat bertahan lebih lama.
Sumber: