BPOM Keluarkan Izin Vaksinasi untuk Anak 5-11 Tahun, Kapan Dimulainya?

Debelliners, tau nggak kalau anak usia 5-11 tahun sudah bisa divaksin, lho. Apa jenis vaksinnya dan kapan bisa dilakukan? MinDee jelaskan yaa.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin Sinovac bagi anak usia 5-11 tahun.
Vaksin ini memang sangat diperlukan ya, apalagi untuk anak diusia tersebut yang sudah memulai pembelajaran tatap muka (PTM).
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), vaksinasi bagi anak di bawah 12 tahun rencananya akan dilakukan selambat-lambatnya pada pertengahan tahun depan.
Selain Sinovac, badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) juga mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin Pfizer/BioNTech untuk anak dibawah 12 tahun dan akan dimulai pada 8 November.
Dilansir Parents, anak usia 5-11 tahun akan mendapatkan dosis vaksin sebanyak sepertiga dari yang diberikan kepada anak usia 12 tahun keatas.
Dalam uji klinis yang dilakukan berbasis messenger RNA (mRNA), vaksin Pfizer dapat memberikan perlindungan hingga 90 persen terhadap gejala Covid-19 terhadap anak dengan usia 5-11 tahun.
Apa efek samping dari vaksin Covid-19 bagi anak?
Secara keseluruhan, efek samping yang didapatkan pada anak setelah vaksinasi sama seperti yang dialami orang dewasa. Lengan yang terasa nyeri itu sudah pasti, demam, kedinginan dan kelelahan juga mungkin terjadi.
Meskipun vaksin untuk anak usia tersebut sudah bisa diberikan, namun bukan berarti vaksin dapat mencegah penularan Covid-19.
Menurut Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan kalau setiap orang masih berpeluang tertular Covid-19. Namun, dapat meminimalisir gejala yang dialami agar tidak terlalu parah.
Oleh karena itu, penting buat kamu untuk menjaga daya tahan tubuh anak agar imunitasnya semakin meningkat dan dapat membantunya terhindar dari Covid-19.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan makanan yang harus dikonsumsi saat pandemi Covid-19 ini. Berikut daftarnya dilansir dari situs resmi WHO.
1. Makanan segar dan alami
WHO menyarankan untuk mengonsumsi 473 gram atau sekitar 2 cup buah, 590 gram atau sekitar 2,5 cup sayuran, 180 gram biji-bijian, dan 160 gram protein nabati atau hewani. Untuk daging sapi disarankan konsumsi 1-2 kali dalam seminggu, sedangkan daging ayam 2-3 kali per minggu.
2. Banyak minum air putih
Seperti diketahui, air putih berfungsi untuk mengangkut nutrisi dan senyawa dalam darah, mengatur suhu tubuh, dan melumasi sendi-sendi.
3. Konsumsi lemak dan minyak secukupnya
Kamu bisa menemukan sumber lemak baik pada ikan, alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun, dan minyak nabati lainnya. Lebih baik hindari makanan yang menganduk lemak jenuh seperti daging merah, mentega, keju.
4. Kurangi konsumsi gula dan garam
Saat masak, kurangi penggunaan garam dan bumbu tinggi sodium lainnya seperti kecap asin dan kecap ikan. Asupan garam tidak boleh melebihi 1 sendok teh per harinya.
Hal yang sama juga berlaku untuk gula. Kurangi gula tambahan yang biasanya terdapat dalam minuman kemasan seperti soda, jus dan susu dengan varian rasa.
5. Lebih baik makan di rumah
Selain merekomendasikan makanan yang harus dikonsumsi, WHO juga menekankan pentingnya makan di rumah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kontak fisik dengan orang lain sehingga meminimalisir tertular Covid-19.
Selain itu, dengan kamu makan dan memasak sendiri dirumah, kamu bisa menjaga nutrisi yang terkandung dalam masakan dan terjamin kebersihannya
Sumber:
BPOM, Parents
BPOM Keluarkan Izin Vaksinasi untuk Anak 5-11 Tahun, Kapan Dimulainya?
Debelliners, tau nggak kalau anak usia 5-11 tahun sudah bisa divaksin, lho. Apa jenis vaksinnya dan kapan bisa dilakukan? MinDee jelaskan yaa.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin Sinovac bagi anak usia 5-11 tahun.
Vaksin ini memang sangat diperlukan ya, apalagi untuk anak diusia tersebut yang sudah memulai pembelajaran tatap muka (PTM).
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), vaksinasi bagi anak di bawah 12 tahun rencananya akan dilakukan selambat-lambatnya pada pertengahan tahun depan.
Selain Sinovac, badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) juga mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin Pfizer/BioNTech untuk anak dibawah 12 tahun dan akan dimulai pada 8 November.
Dilansir Parents, anak usia 5-11 tahun akan mendapatkan dosis vaksin sebanyak sepertiga dari yang diberikan kepada anak usia 12 tahun keatas.
Dalam uji klinis yang dilakukan berbasis messenger RNA (mRNA), vaksin Pfizer dapat memberikan perlindungan hingga 90 persen terhadap gejala Covid-19 terhadap anak dengan usia 5-11 tahun.
Apa efek samping dari vaksin Covid-19 bagi anak?
Secara keseluruhan, efek samping yang didapatkan pada anak setelah vaksinasi sama seperti yang dialami orang dewasa. Lengan yang terasa nyeri itu sudah pasti, demam, kedinginan dan kelelahan juga mungkin terjadi.
Meskipun vaksin untuk anak usia tersebut sudah bisa diberikan, namun bukan berarti vaksin dapat mencegah penularan Covid-19.
Menurut Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan kalau setiap orang masih berpeluang tertular Covid-19. Namun, dapat meminimalisir gejala yang dialami agar tidak terlalu parah.
Oleh karena itu, penting buat kamu untuk menjaga daya tahan tubuh anak agar imunitasnya semakin meningkat dan dapat membantunya terhindar dari Covid-19.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan makanan yang harus dikonsumsi saat pandemi Covid-19 ini. Berikut daftarnya dilansir dari situs resmi WHO.
1. Makanan segar dan alami
WHO menyarankan untuk mengonsumsi 473 gram atau sekitar 2 cup buah, 590 gram atau sekitar 2,5 cup sayuran, 180 gram biji-bijian, dan 160 gram protein nabati atau hewani. Untuk daging sapi disarankan konsumsi 1-2 kali dalam seminggu, sedangkan daging ayam 2-3 kali per minggu.
2. Banyak minum air putih
Seperti diketahui, air putih berfungsi untuk mengangkut nutrisi dan senyawa dalam darah, mengatur suhu tubuh, dan melumasi sendi-sendi.
3. Konsumsi lemak dan minyak secukupnya
Kamu bisa menemukan sumber lemak baik pada ikan, alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun, dan minyak nabati lainnya. Lebih baik hindari makanan yang menganduk lemak jenuh seperti daging merah, mentega, keju.
4. Kurangi konsumsi gula dan garam
Saat masak, kurangi penggunaan garam dan bumbu tinggi sodium lainnya seperti kecap asin dan kecap ikan. Asupan garam tidak boleh melebihi 1 sendok teh per harinya.
Hal yang sama juga berlaku untuk gula. Kurangi gula tambahan yang biasanya terdapat dalam minuman kemasan seperti soda, jus dan susu dengan varian rasa.
5. Lebih baik makan di rumah
Selain merekomendasikan makanan yang harus dikonsumsi, WHO juga menekankan pentingnya makan di rumah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kontak fisik dengan orang lain sehingga meminimalisir tertular Covid-19.
Selain itu, dengan kamu makan dan memasak sendiri dirumah, kamu bisa menjaga nutrisi yang terkandung dalam masakan dan terjamin kebersihannya
Sumber:
BPOM, Parents