Bersama Dompet Dhuafa, Debellin Salurkan Bantuan Untuk Warga Terdampak Pandemi

Debelliners, banyak banget masyarakat yang terkena imbas akibat pandemi ini. Nggak sedikit orang harus menerima kenyataan kalau ia di PHK atau dirumahkan karena keuntungan perusahaan menurun drastis. Bukan hanya pekerja yang kesusahan, tapi para pedagang kecil, supir angkutan dan masih banyak lagi.
Mungkin sebagian dari kita bisa tenang mengisolasi diri di rumah. Tapi semua itu tidak berlaku untuk para pencari nafkah harian untuk menghidupi keluarganya. Pandemi ini membuat mereka semakin ekstra bekerja agar tetap bisa melanjuti hidup meskipun dengan penghasilan yang terus menurun.
Pandemi ini sudah cukup bikin mereka sulit, aturan baru PPKM semakin membuat keuangan mereka melilit. Oleh sebab itu, Debellin Premium Cookware hadir untuk sedikit meringankan beban mereka.
Bersama dengan Dompet Dhuafa, Debellin menyalurkan 20 paket untuk masyarakat terdampak Covid-19, Rabu (14/07/21).
Dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, Debellin bersama Dompet Dhuafa melakukan pendistribusian paket secara langsung kepada para penerima manfaat guna menghindari kerumunan.
Beragam profesi mereka, seperti pedagang mie ayam kaki lima, kuli bangunan yang kini terpaksa berhenti kerja akibat PHK, dan supir bajaj yang sekarang lebih banyak mangkal dibandingkan menarik penumpang.
Seperti yang dialami Carmat (67) salah satu penerima manfaat yang merupakan warga RT 06/08, kelurahan Angke, Tambora, Jakarta Barat. Ia menerima 1 paket sembako berisi vitamin C, beras, minyak goreng, gula, tepung terigu, mie instan, dan bahan-bahan pokok lainnya.
[caption id="attachment_16502" align="aligncenter" width="840"]
Pandemi ini membuat jalanan lebih sepi, tidak ada penumpang dan pemasukan. Hal ini membuatnya lebih banyak berdiam diri.
“Setiap hari duduk-duduk di sini. Kadang bingung narik atau engga, gak bakal ada penumpang yang naik. Mau kerja yang lain nggak ada modal,” -Carmat-
Ia merantau ke Jakarta tahun 2002, sejak saat itu ia menjadikan kendaraan dari India tersebut sebagai alat mencari nafkah.
Selain Carmat, Sumiyati seorang pedagang sosis bakar juga mengeluhkan hal serupa. Ia merupakan satu dari sekian banyak pedagang kecil yang terdampak Covid-19.
[caption id="attachment_16501" align="aligncenter" width="840"]
Menurutnya, selama pandemi ini telah membuat dagangannya sepi pembeli. Meskipun keadaan sempat membaik, namun aturan PPKM kembali membuat keuntungan berdagangnya menurun drastis.
“Ya gini pekerjaan saya sehari-hari. Jualan seadanya. PPKM bikin dagangan saya makin sepi, cuma cukup untuk makan,” -Sumiyati-
Debelliners, kita semua nggak pernah tahu kapan pandemi ini berakhir. Debellin hadir untuk sedikit meringankan beban yang mereka alami. Sedikit banyaknya yang diberikan, akan sangat bermanfaat untuk mereka.
Bersama Dompet Dhuafa, Debellin Salurkan Bantuan Untuk Warga Terdampak Pandemi
Debelliners, banyak banget masyarakat yang terkena imbas akibat pandemi ini. Nggak sedikit orang harus menerima kenyataan kalau ia di PHK atau dirumahkan karena keuntungan perusahaan menurun drastis. Bukan hanya pekerja yang kesusahan, tapi para pedagang kecil, supir angkutan dan masih banyak lagi.
Mungkin sebagian dari kita bisa tenang mengisolasi diri di rumah. Tapi semua itu tidak berlaku untuk para pencari nafkah harian untuk menghidupi keluarganya. Pandemi ini membuat mereka semakin ekstra bekerja agar tetap bisa melanjuti hidup meskipun dengan penghasilan yang terus menurun.
Pandemi ini sudah cukup bikin mereka sulit, aturan baru PPKM semakin membuat keuangan mereka melilit. Oleh sebab itu, Debellin Premium Cookware hadir untuk sedikit meringankan beban mereka.
Bersama dengan Dompet Dhuafa, Debellin menyalurkan 20 paket untuk masyarakat terdampak Covid-19, Rabu (14/07/21).
Dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, Debellin bersama Dompet Dhuafa melakukan pendistribusian paket secara langsung kepada para penerima manfaat guna menghindari kerumunan.
Beragam profesi mereka, seperti pedagang mie ayam kaki lima, kuli bangunan yang kini terpaksa berhenti kerja akibat PHK, dan supir bajaj yang sekarang lebih banyak mangkal dibandingkan menarik penumpang.
Seperti yang dialami Carmat (67) salah satu penerima manfaat yang merupakan warga RT 06/08, kelurahan Angke, Tambora, Jakarta Barat. Ia menerima 1 paket sembako berisi vitamin C, beras, minyak goreng, gula, tepung terigu, mie instan, dan bahan-bahan pokok lainnya.
[caption id="attachment_16502" align="aligncenter" width="840"]
Pandemi ini membuat jalanan lebih sepi, tidak ada penumpang dan pemasukan. Hal ini membuatnya lebih banyak berdiam diri.
“Setiap hari duduk-duduk di sini. Kadang bingung narik atau engga, gak bakal ada penumpang yang naik. Mau kerja yang lain nggak ada modal,” -Carmat-
Ia merantau ke Jakarta tahun 2002, sejak saat itu ia menjadikan kendaraan dari India tersebut sebagai alat mencari nafkah.
Selain Carmat, Sumiyati seorang pedagang sosis bakar juga mengeluhkan hal serupa. Ia merupakan satu dari sekian banyak pedagang kecil yang terdampak Covid-19.
[caption id="attachment_16501" align="aligncenter" width="840"]
Menurutnya, selama pandemi ini telah membuat dagangannya sepi pembeli. Meskipun keadaan sempat membaik, namun aturan PPKM kembali membuat keuntungan berdagangnya menurun drastis.
“Ya gini pekerjaan saya sehari-hari. Jualan seadanya. PPKM bikin dagangan saya makin sepi, cuma cukup untuk makan,” -Sumiyati-
Debelliners, kita semua nggak pernah tahu kapan pandemi ini berakhir. Debellin hadir untuk sedikit meringankan beban yang mereka alami. Sedikit banyaknya yang diberikan, akan sangat bermanfaat untuk mereka.