4 Fakta Sayur Kol yang Ternyata Berasal dari Eropa

Masak sayur sop pakai kol, bikin tongseng ditambah kol juga, capcay harus pakai kol. Debelliners tau nggak sih kalau kol itu ternyata berasal dari Eropa, lho?
Nggak Cuma diolah, sayur kol juga bisa menjadi pendamping atau lalapan pecel ayam atau lele. Tapi, dicocol langsung dengan sambal juga nikmat banget ya Debelliners.
Meskipun jadi menu favorit masyarakat Indonesia, faktanya sayur ini berasal dari Eropa, lho. Tidak ada waktu pasti kapan kubis atau kol ini ada. Namun, di abad pertengahan, kubis merupakan bagian penting dalam sebuah masakan bangsa Eropa.
Dalam serat Centhini yang terbit tahun 1816, kubis dibawa bangsa Eropa ke Indonesia sebagai tanaman yang akan ditanam dan dibudidayakan. Selain kubis, sayuran lainnya yang dibawa, yaitu peterseli, kentang, nanas.
Asal-usul nama kol
Dilansir dari Kompas.com, sayuran yang bernama Indonesia kubis ini berasal dari bahasa Belanda. Nama kol ini diambil dari olahan sayuran yang dimasak oleh orang Belanda, seperti zuurkool, stamppot, boerenkool soep, dan sauerkraut.
Jenis-jenis kol
Ada 3 jenis kol yang dapat kamu temui di pasaran, yakni kol putih, ungu, dan savoy. Kol putih atau dapat disebut juga kol kepala salah satu jenisnya yang paling banyak di pasaran dan paling sering kamu makan.
Sementara itu, kol ungu merupakan jenis kol yang bisa digunakan sebagai pewarna alami makanan. Kol ini dapat merubah warna makanan menjadi ungu atau biru jika ditambahkan rasa asam.
Terakhir kol savoy yang mirip dengan sawi hijau dengan bentuknya yang bulat dan permukaan daun yang bergelombang. Ketiga jenis kol ini hanya dapat tumbuh di dataran tinggi.
Kandungan sayur kol
Dilansir dari laman Data Komposisi Pangan Indonesia, dalam 100 gram (gr) sayur kol terdapat kandungan nutrisi sebagai berikut:
- Energi : 29 Kal
- Protein : 1.4 gr
- Lemak : 0.2 gr
- Karbohidrat : 5.3 gr
- Serat : 1.9 gr
- Kalsium : 46 mg
- Fosfor : 31 mg
- Kalium : 236,8 mg
- Vitamin C : 50 mg
Dapat mencegah berbagai penyakit
Selain untuk kebutuhan gizi harian, kandungan vitamin C dalam sayur kol juga dapat membantu melindungi tubuh dari radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul yang dapat merusak sel tubuh serta dapat memicu kanker.
Menurut sebuah penelitian, kol dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis sel kanker, seperti kanker esofagus, usus besar, dan lambung.
Selain itu, kol juga dapat mencegah terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke. Kandungan kalium yang tinggi dalam kol dapat membantu mengatur tekanan darah.
Meningkatnya tekanan darah dipengaruhi oleh tingginya kandungan garam (natrium) dalam makanan. Kalium bertugas untuk mengeluarkan kelebihan tersebut melalui urine.
Dari semua jenisnya, kol ungu merupakan jenis yang memiliki jumlah kalium paling tinggi. Tapi, semua jenis kol tetap bermanfaat menurunkan tekanan darah, kok.
4 Fakta Sayur Kol yang Ternyata Berasal dari Eropa
Masak sayur sop pakai kol, bikin tongseng ditambah kol juga, capcay harus pakai kol. Debelliners tau nggak sih kalau kol itu ternyata berasal dari Eropa, lho?
Nggak Cuma diolah, sayur kol juga bisa menjadi pendamping atau lalapan pecel ayam atau lele. Tapi, dicocol langsung dengan sambal juga nikmat banget ya Debelliners.
Meskipun jadi menu favorit masyarakat Indonesia, faktanya sayur ini berasal dari Eropa, lho. Tidak ada waktu pasti kapan kubis atau kol ini ada. Namun, di abad pertengahan, kubis merupakan bagian penting dalam sebuah masakan bangsa Eropa.
Dalam serat Centhini yang terbit tahun 1816, kubis dibawa bangsa Eropa ke Indonesia sebagai tanaman yang akan ditanam dan dibudidayakan. Selain kubis, sayuran lainnya yang dibawa, yaitu peterseli, kentang, nanas.
Asal-usul nama kol
Dilansir dari Kompas.com, sayuran yang bernama Indonesia kubis ini berasal dari bahasa Belanda. Nama kol ini diambil dari olahan sayuran yang dimasak oleh orang Belanda, seperti zuurkool, stamppot, boerenkool soep, dan sauerkraut.
Jenis-jenis kol
Ada 3 jenis kol yang dapat kamu temui di pasaran, yakni kol putih, ungu, dan savoy. Kol putih atau dapat disebut juga kol kepala salah satu jenisnya yang paling banyak di pasaran dan paling sering kamu makan.
Sementara itu, kol ungu merupakan jenis kol yang bisa digunakan sebagai pewarna alami makanan. Kol ini dapat merubah warna makanan menjadi ungu atau biru jika ditambahkan rasa asam.
Terakhir kol savoy yang mirip dengan sawi hijau dengan bentuknya yang bulat dan permukaan daun yang bergelombang. Ketiga jenis kol ini hanya dapat tumbuh di dataran tinggi.
Kandungan sayur kol
Dilansir dari laman Data Komposisi Pangan Indonesia, dalam 100 gram (gr) sayur kol terdapat kandungan nutrisi sebagai berikut:
- Energi : 29 Kal
- Protein : 1.4 gr
- Lemak : 0.2 gr
- Karbohidrat : 5.3 gr
- Serat : 1.9 gr
- Kalsium : 46 mg
- Fosfor : 31 mg
- Kalium : 236,8 mg
- Vitamin C : 50 mg
Dapat mencegah berbagai penyakit
Selain untuk kebutuhan gizi harian, kandungan vitamin C dalam sayur kol juga dapat membantu melindungi tubuh dari radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul yang dapat merusak sel tubuh serta dapat memicu kanker.
Menurut sebuah penelitian, kol dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis sel kanker, seperti kanker esofagus, usus besar, dan lambung.
Selain itu, kol juga dapat mencegah terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke. Kandungan kalium yang tinggi dalam kol dapat membantu mengatur tekanan darah.
Meningkatnya tekanan darah dipengaruhi oleh tingginya kandungan garam (natrium) dalam makanan. Kalium bertugas untuk mengeluarkan kelebihan tersebut melalui urine.
Dari semua jenisnya, kol ungu merupakan jenis yang memiliki jumlah kalium paling tinggi. Tapi, semua jenis kol tetap bermanfaat menurunkan tekanan darah, kok.