Manfaat Makan Bersama Keluarga, Bukan Hanya Bentuk Bonding

Debelliners, kalau lagi makan bareng dengan keluarga, biasanya apa aja sih yang dibicarakan?
Duduk untuk makan bersama keluarga memiliki manfaat yang besar bagi anak-anak dan seluruh keluarga. Makan bersama merupakan salah satu cara parenting terbaik.
Dalam sebuah penelitian yang dilansir Parents menyatakan, seseorang yang dapat meluangkan waktu beberapa menit setiap harinya untuk makan bersama dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental semua anggota keluarga yang terlibat.
Selain baik untuk kesehatan fisik dan mental, berikut hasil penelitian manfaat makan bersama sebagai sebuah keluarga dilansir dari Parents.
Mengajarkan kepada anak tentang kebiasaan makan
Sebuah studi di JAMA Network Open menunjukan, makan bersama anggota keluarga dikaitkan dengan pola makan yang lebih baik, terutama di kalangan remaja.
Remaja yang makan bersama keluarga cenderung lebih banyak mengonsumsi makanan sehat seperti buah dan sayuran dibandingkan dengan makanan cepat saji.
Mencegah psikososial
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Kanada pada 2015, makan bersama keluarga dapat mencegah masalah pada gangguan makan, perilaku kekerasan, depresi.
Membantu menjaga berat badan ideal
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Pediatrics menemukan, hubungan langsung antara frekuensi makan bersama keluarga pada masa remaja, dapat mencegah terjadinya obesitas atau masalah berat badan hingga 10 tahun ke depan.
Melalui penelitian tersebut disarankan agar sebuah keluarga dapat melakukan makan bersama setidaknya dua kali setiap minggunya. Tujuannya agar dapat melindungi anak-anak dari bahaya obesitas.
Meningkatkan kepercayaan diri anak
Menurut para ahli di Stanford Children's Health mengatakan, dengan makan bersama akan mendorong anak untuk menceritakan pengalaman hariannya.
Pastikan kamu mendengarnya dengan tulus. Dengan melakukan hal tersebut, anak akan merasa dihargai dan dihormati oleh orang lain.
Izinkan mereka memilih tempat duduknya sendiri, selain itu berikan ia tugas yang berhubungan dengan makan bersama. Misalnya, mengatur meja, menyajikan makanan, atau membersihkannya.
Meningkatkan keterampilan komunikasi
Sebah penelitian di Kanada yang dilakukan pada tahun 2018 meneliti sekelompok anak dari masa bayi hingga anak-anak dengan kebiasaan makan bersama.
Hasilnya, anak yang memiliki kebiasaan tersebut hingga umur 6 tahun, menunjukan manfaat positif pada usia 10 tahun. Manfaat tersebut bukan hanya kesehatan dan kebugaran, lho. Tapi juga dapat membuatkan menjadi komunikator yang baik.
Mencegah anak dari cyberbullying
Penelitian yang diterbitkan di JAMA Pediatrics , berdasarkan survei terhadap hampir 19.000 siswa, menemukan hubungan yang jelas antara cyberbullying dengan kecemasan dan depresi.
Sebanyak satu dari lima anak mengalami beberapa bentuk cyberbullying. Tapi, anak yang melakukan makan bersama keluarga dapat meminimalisir masalah bully.
Hal ini dikarenakan, kontak keluarga yang teratur memfasilitasi lebih banyak bimbingan orang tua dan komunikasi terbuka antara anak-anak dan orang tua mereka.
Sumber:
Manfaat Makan Bersama Keluarga, Bukan Hanya Bentuk Bonding
Debelliners, kalau lagi makan bareng dengan keluarga, biasanya apa aja sih yang dibicarakan?
Duduk untuk makan bersama keluarga memiliki manfaat yang besar bagi anak-anak dan seluruh keluarga. Makan bersama merupakan salah satu cara parenting terbaik.
Dalam sebuah penelitian yang dilansir Parents menyatakan, seseorang yang dapat meluangkan waktu beberapa menit setiap harinya untuk makan bersama dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental semua anggota keluarga yang terlibat.
Selain baik untuk kesehatan fisik dan mental, berikut hasil penelitian manfaat makan bersama sebagai sebuah keluarga dilansir dari Parents.
Mengajarkan kepada anak tentang kebiasaan makan
Sebuah studi di JAMA Network Open menunjukan, makan bersama anggota keluarga dikaitkan dengan pola makan yang lebih baik, terutama di kalangan remaja.
Remaja yang makan bersama keluarga cenderung lebih banyak mengonsumsi makanan sehat seperti buah dan sayuran dibandingkan dengan makanan cepat saji.
Mencegah psikososial
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Kanada pada 2015, makan bersama keluarga dapat mencegah masalah pada gangguan makan, perilaku kekerasan, depresi.
Membantu menjaga berat badan ideal
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Pediatrics menemukan, hubungan langsung antara frekuensi makan bersama keluarga pada masa remaja, dapat mencegah terjadinya obesitas atau masalah berat badan hingga 10 tahun ke depan.
Melalui penelitian tersebut disarankan agar sebuah keluarga dapat melakukan makan bersama setidaknya dua kali setiap minggunya. Tujuannya agar dapat melindungi anak-anak dari bahaya obesitas.
Meningkatkan kepercayaan diri anak
Menurut para ahli di Stanford Children's Health mengatakan, dengan makan bersama akan mendorong anak untuk menceritakan pengalaman hariannya.
Pastikan kamu mendengarnya dengan tulus. Dengan melakukan hal tersebut, anak akan merasa dihargai dan dihormati oleh orang lain.
Izinkan mereka memilih tempat duduknya sendiri, selain itu berikan ia tugas yang berhubungan dengan makan bersama. Misalnya, mengatur meja, menyajikan makanan, atau membersihkannya.
Meningkatkan keterampilan komunikasi
Sebah penelitian di Kanada yang dilakukan pada tahun 2018 meneliti sekelompok anak dari masa bayi hingga anak-anak dengan kebiasaan makan bersama.
Hasilnya, anak yang memiliki kebiasaan tersebut hingga umur 6 tahun, menunjukan manfaat positif pada usia 10 tahun. Manfaat tersebut bukan hanya kesehatan dan kebugaran, lho. Tapi juga dapat membuatkan menjadi komunikator yang baik.
Mencegah anak dari cyberbullying
Penelitian yang diterbitkan di JAMA Pediatrics , berdasarkan survei terhadap hampir 19.000 siswa, menemukan hubungan yang jelas antara cyberbullying dengan kecemasan dan depresi.
Sebanyak satu dari lima anak mengalami beberapa bentuk cyberbullying. Tapi, anak yang melakukan makan bersama keluarga dapat meminimalisir masalah bully.
Hal ini dikarenakan, kontak keluarga yang teratur memfasilitasi lebih banyak bimbingan orang tua dan komunikasi terbuka antara anak-anak dan orang tua mereka.
Sumber: