SBY Idap Kanker Prostat, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Bagaimana gejala kanker prostat seperti yang dialami Presiden RI ke-6 Susilo BambangYodhoyono? Apa saja penyebab dan cara mengatasinya?
Beberapa waktu lalu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diberitakan mengidap kanker prostat stadium awal. Ia dikabarkan akan menjalani pengobatan di Amerika Serikat didampingi keluarganya.
Apa itu kanker prostat?
Kanker ini biasanya terjadi pada pria dan berkembang di dalam kelenjar prostat. Gejala awal biasanya ditandai dengan adanya gangguan saat buang air kecil.
Prostat merupakan kelenjar kecil yang terletak di bawah kandung kemih pria. Prostat merupakan bagian dari sistem reproduksi pria dan posisinya mengelilingi uretra yang membawa urine dari kandung kemih ke penis.
Berdasarkan data dari WHO, sekitar 1,3 juta pria di dunia menderita kanker prostat dan menjadikan salah satu jenis kanker yang paling sering dialami oleh pria.
Gejala kanker prostat
Pada tahap awal, kanker prostat tidak menimbulkan gejala apapun. Namun, di tahap awal ini ada beberapa gejala yang bisa saja terjadi, seperti sering buang air kecil yang sulit atau terlalu sering.
Selain itu terasa nyeri saat buang air bahkan hingga berdarah. Namun, gejala tersebut bisa saja bukan kanker, tapi pembesaran prostat atau benign prostatic hyperplasia (BPH). Tapi, BPH biasanya tidak menyebabkan urin berdarah.
Penyebab kanker prostat
Kanker prostat dapat disebabkan karena mutasi atau perubahan genetik di kelenjar prostat. Meskipun begitu, penyebab ini masih perlu penelitian lebih lanjut. Selain itu, beberapa faktor ini bisa juga menjadi risiko terjadinya kanker prostat, misalnya:
- Usia
- Gen
- Gaya hidup tidak sehat
- Obesitas
Sebagai penyakit di urutan ke-6 sebagai penyebab kematian pria terbanyak di dunia seperti dilansir World Cancer Research Journal, kamu perlu mencegahnya sesegera mungkin. Apa saja cara yang harus dilakukan?
Kurangi lemak hewani dan produk susu
Menurut penelitian, mengonsumsi makanan yang tinggi lemak dapat meningkatkan risiko kanker prostat. Makanan tinggi lemak, diantaranya daging sapi, babi, domba, dan produk susu seperti keju serta susu.
Ada baiknya kamu mengonsumsi makanan yang mengandung lemak sehat, seperti asam lemak omega-3. Kandungan tersebut bisa kamu dapatkan pada ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan alpukat.
Perbanyak konsumsi sayuran dan buah
Kandungan nutrisi, vitamin, serat yang tinggi dalam buah dan sayuran dapat mencegah terjadinya kanker prostat.
Dilansir dari National Cancer Institute, jenis sayuran dari keluarga cruciferous, seperti kubis, lobak, pokcoy, brokoli sangat baik untuk mencegah kanker. Sayuran tersebut kaya akan nutrisi, seperti karotenoid, folat, mineral, dan vitamin C, E, serta K.
Menjaga berat badan
Menurut beberapa penelitian, obesitas menjadi faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker prostat agresif. Ada baiknya kamu tetap menjaga berat badan ideal untuk mencegah kanker jenis ini.
Yuk terapkan gaya hidup sehat agar terhindar dari kanker yang sudah membunuh banyak nyawa pria ini.
Sumber:
National Cancer Institute, World Cancer Research Journal, Healthline
SBY Idap Kanker Prostat, Kenali Gejala dan Penyebabnya
Bagaimana gejala kanker prostat seperti yang dialami Presiden RI ke-6 Susilo BambangYodhoyono? Apa saja penyebab dan cara mengatasinya?
Beberapa waktu lalu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diberitakan mengidap kanker prostat stadium awal. Ia dikabarkan akan menjalani pengobatan di Amerika Serikat didampingi keluarganya.
Apa itu kanker prostat?
Kanker ini biasanya terjadi pada pria dan berkembang di dalam kelenjar prostat. Gejala awal biasanya ditandai dengan adanya gangguan saat buang air kecil.
Prostat merupakan kelenjar kecil yang terletak di bawah kandung kemih pria. Prostat merupakan bagian dari sistem reproduksi pria dan posisinya mengelilingi uretra yang membawa urine dari kandung kemih ke penis.
Berdasarkan data dari WHO, sekitar 1,3 juta pria di dunia menderita kanker prostat dan menjadikan salah satu jenis kanker yang paling sering dialami oleh pria.
Gejala kanker prostat
Pada tahap awal, kanker prostat tidak menimbulkan gejala apapun. Namun, di tahap awal ini ada beberapa gejala yang bisa saja terjadi, seperti sering buang air kecil yang sulit atau terlalu sering.
Selain itu terasa nyeri saat buang air bahkan hingga berdarah. Namun, gejala tersebut bisa saja bukan kanker, tapi pembesaran prostat atau benign prostatic hyperplasia (BPH). Tapi, BPH biasanya tidak menyebabkan urin berdarah.
Penyebab kanker prostat
Kanker prostat dapat disebabkan karena mutasi atau perubahan genetik di kelenjar prostat. Meskipun begitu, penyebab ini masih perlu penelitian lebih lanjut. Selain itu, beberapa faktor ini bisa juga menjadi risiko terjadinya kanker prostat, misalnya:
- Usia
- Gen
- Gaya hidup tidak sehat
- Obesitas
Sebagai penyakit di urutan ke-6 sebagai penyebab kematian pria terbanyak di dunia seperti dilansir World Cancer Research Journal, kamu perlu mencegahnya sesegera mungkin. Apa saja cara yang harus dilakukan?
Kurangi lemak hewani dan produk susu
Menurut penelitian, mengonsumsi makanan yang tinggi lemak dapat meningkatkan risiko kanker prostat. Makanan tinggi lemak, diantaranya daging sapi, babi, domba, dan produk susu seperti keju serta susu.
Ada baiknya kamu mengonsumsi makanan yang mengandung lemak sehat, seperti asam lemak omega-3. Kandungan tersebut bisa kamu dapatkan pada ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan alpukat.
Perbanyak konsumsi sayuran dan buah
Kandungan nutrisi, vitamin, serat yang tinggi dalam buah dan sayuran dapat mencegah terjadinya kanker prostat.
Dilansir dari National Cancer Institute, jenis sayuran dari keluarga cruciferous, seperti kubis, lobak, pokcoy, brokoli sangat baik untuk mencegah kanker. Sayuran tersebut kaya akan nutrisi, seperti karotenoid, folat, mineral, dan vitamin C, E, serta K.
Menjaga berat badan
Menurut beberapa penelitian, obesitas menjadi faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker prostat agresif. Ada baiknya kamu tetap menjaga berat badan ideal untuk mencegah kanker jenis ini.
Yuk terapkan gaya hidup sehat agar terhindar dari kanker yang sudah membunuh banyak nyawa pria ini.
Sumber:
National Cancer Institute, World Cancer Research Journal, Healthline